Puisi Buat Bumi Gersang Afghan

kapan mega merah berarak pergi
bahang kepanasan berlalu
meninggalkan kecintaan yang hakiki
bakal hadirkah kemesraan yang lalu
melintasi kemarau yang berpanjangan ini

deru sayap beburung memuntahkan najisnya
menoda tanah yang suci
menimbus rumah pertapa
kian mula menyepi
meninggalkan kepunahan bumi yang sedia kontang
dan ku lihat anak-anak menangis
menanti sang bapa membakar panganan untuk hari ini
tidak tahu apakah esok akan hadir lagi
mengisi kantung perut di tubuh si kecil

sedang sang bapa besar gagah
diusung segala kuasa
mengusung kekuasaan baru yang ada di pundaknya
tiada burqah tiada sarban tiada jubah
senyum kekuasaan melebar
menantikan satu penantian
sumpah yang kulihat bakal hanya dibibir
janji yang ku fikir hanya di mulut
untuk tanah suci yang berdarah
berbusung barah bernanah

esok lusa akan memuntahkan noda
esok lusa mega merah akan menyapa
esok lusa bahang kepanasan hari itu akan mampir
dengan seribu satu kecelakaan

bakal hadirkah kecintaan itu
menemani kemesraan yang hakiki.....


Hasza
Puchong Perdana, 30122001

Comments

Popular posts from this blog

Buat Sahabat

Bila Senja Berlabuh (i)

Wajah Tua Di Kaki Langit