Puisi Kembara 3

Ara Kawa yang mengalir lesu membelah Honshu
dan lembut bayu berebutan menyapu pipi
tatkala anak-anak masu bermain di gigi
memainkan lagu rindu menghinggapi kalbu

Ku kejar mega senja yang berarak
tapi tak kesampaian
maka hilang dari bayangan
terbelenggu oleh kegelapan
apakah esok bakal menjelma

Bayanganmu yang ku gambarkan semakin pudar
dan kejauhan antara kita
tidak terbatas lagi oleh luas lautan
ribuan batu perjalanan
memusnah janji yang kau meterikan
dan kehijauan cintamu
menjadi kegelapan

Lembaran warkahmu yang kau layangkan
adalah sebuah panah terlepas busur
menembus jantung
menyiat ngilu hati
membelah jiwa
Ara Kawa menjadi saksi
anak-anak masu bermain di gigi air
bukan lagi penghibur
sepoi bayu menyapu pipi
bukan lagi mengkhabar janji

Lantaran kita di kejauhan
kau lontarkan segala janji dan cita
kau humbankan segala harap dan pengharapan
kau buangkan kenangan seribu kemesraan
segulung ijazah yang kau idamkan
hanyalah tinggal kenangan
mahligai yang kau lakarkan
hanya tinggal hayalan

Ara Kawa masih di sini
Ara kawa masih menemani
mengalir lesu seperti memahami
sepoi bayu sedingin salji
anak-anak masu berenang pergi
dan aku di sini
meleraikan segala janji......


Ara Kawa Koen, Saitama
April, 1987

Comments

Popular posts from this blog

Buat Sahabat

Bila Senja Berlabuh (i)

Wajah Tua Di Kaki Langit